Apa
yang anda lakukan jika mendengar ajakan itu?. Menolakkah, bilang “kapan2x ja”,
lagi sibuk, lagi mager (malas gerak) atau dengan semangat langsung menerima
ajakannya?. Apapun alasannya tidak jadi masalah sih. Karena olahraga bukanlah
kewajiban bagi tiap individu. Mau olahraga, mau tidak olahraga itu urusan
masing-masing. Tapi kalau sakit terus ke dokter, lalu dokter bilang “rajin
berolahraga ya, Pak/Bu.” Bagaimana tuh jadinya?. Hehehe.
Selagi
tubuh kita masih sehat, bugar, dan sebelum datangnya sakit. Marilah kita
mengatur atau membuat jadwal berolahraga rutin. Demi mensyukuri nikmat kesehatan
yang telah diberikan-Nya. Misalkan saja dalam waktu seminggu terdapat tujuh
hari efektif dimana kita menjalani kegiatan sehari-harinya. Dan dalam waktu
seminggu itu pula normalnya setiap orang bekerja selama 5-6 hari. Sebagai
pekerja profesional mereka bekerja selama delapan jam sehari. Jika dicermati
dari segi total waktu yang dibutuhkan sebelum, selama, dan sesudah bekerja
rata-rata adalah 10 jam dalam sehari. Pada kasus itu, 10 jam adalah waktu yang mungkin
berlaku bagi seseorang yang tidak bekerja di perkotaan-perkotaan besar. Sebab,
jika seseorang yang bekerja di perkotaan-perkotaan besar perlu banyak waktu
untuk menghadapi masalah transportasi. Sebagaimana yang kita ketahui secara
seksama yaitu macet dan masalah lalu-lintas lainnya. Oleh sebab itu jadwal
rutin olahraga harus ditetapkan hari dan waktunya. Bisa juga melakukan hal
sederhana untuk berolahraga meskipun itu hanya sekedar stretching
disela-sela kesibukannya. Alangkah bagusnya lagi berangkat bekerja sambil
berolahraga dengan datang ke tempat kerja menggunakan sepeda. Atau bisa juga
dengan memperbanyak langkah saat menuju kantor dan tempat kerja. Selain itu
pilihan lainnya adalah ikut dalam suatu komunitas olahraga. Karena sekarang
kini telah banyak bermunculan seperti night run community, runner community,
street workout dan lain-lain.
Demi
menuju Indonesia sehat dan semakin bertambahnya kebutuhan berolahraga sekaligus
rekreasi bagi masyarakatnya. Kini telah diadakan acara-acara yang memobilisasi
warganya untuk berolahraga semacam car free day, senam pagi bersama,
gerak jalan, sepeda santai, dan sebagainya. Kita bisa merasakan sendiri adanya
peran pemerintah untuk meningkatkan kesadaran berolahraga. Sebagaimana yang
kita ketahui saat mengadakan car free day beberapa ruas jalan utama
ditutup sementara. Begitu juga dengan peran pihak swasta khususnya pusat
perbelanjaan, hampir setiap minggu mengadakan senam pagi bersama. Seharusnya
dengan adanya acara-acara pendukung tersebut janganlah kita memungkiri untuk
tidak berolahraga.
Adanya
event-event olahraga yang sudah rutin seperti car free day dan
senam pagi. Tentu bisa dikatakan bahwa olahraga tampaknya amatlah murah, mudah,
dan menjangkau seluruh elemen masyarakat. Janganlah kita lupa kebutuhan diri
kita yang hakiki yaitu sehat. Terkadang kita lupa dan terlena dengan keadaan
yang menuntut untuk mengejar materi lebih. Sehingga mengesampingkan untuk
berolahraga yang sebenarnya berperan dalam meningkatkan kualitas hidup
sekaligus bisa juga melesatkan nilai materi. Jadi, dapat dikatakan olahraga
merupakan ‘investasi’ yang ekonomis dan progresif.
0 komentar: