CATATAN: BULUNGAN KICK BOXING
CHAMPIONS
Bertanding sebanyak tiga ronde dan
tiap ronde selama dua menit. Tentunya
sangat membutuhkan kondisi fisik prima. Bagi setiap petarung memiliki kondisi
fisik prima adalah sebuah kewajiban yang harus dipenuhi. Kondisi semacam itu
sudah tentu harus dibentuk sejak jauh-jauh hari sebelum bertanding. Mencapainya
sangat membutuhkan latihan yang progresif
sekaligus konsisten. Karena saat sudah bertanding nantinya kondisi fisik
yang prima akan sangat menunjang dan menentukan jalanya pertandingan. Tampaknya
waktu total keseluruhan ronde hanya enam menit. Tapi sangat menguras energi dan
psikologis. Seorang petarung yang mengedepankan konsistensi dan progresif tentu
jauh lebih baik.
Selama belum dibunyikannya lonceng
tanda akhir ronde. Seorang petarung harusnya terus mencoba untuk mendapatkan
poin maksimal. Bukan terus memikirkan kapan pertandingan berakhir. Jika seorang
petarung selalu berpikir untuk cepat selesai. Biasanya taktik, teknik, dan
strateginya kacau. Dan bisa juga kalah dalam pertandingan. Karena didalam
pikirannya hanya memikirkan segera berakhir. Sedangkan lawan terus berusaha
menyerang tanpa henti selama lonceng berakhirnya ronde belum dibunyikan.
Saat seorang petarung sudah berada
diatas arena pertandingan apapun bisa terjadi. Dan kerap kali diluar dugaannya.
Oleh karenanya pergerakan efektif dan efisien adalah kuncinya. Misalkan, ada seorang petarung bertarung
dengan gaya yang asal-asalan hingga menguras energinya. Yang mana hal itu tak
ada gunanya dalam meraih poin maksimal sekaligus hanya sia-sia. Kerugian yang
didapatkan oleh petarung seperti itu adalah dayatahannya berkurang. Akibatnya
disisa waktu dia akan menjadi sasaran empuk lawannya untuk menyerang balik.
Keseimbangan menyerang dan bertahan
juga bisa menjadi andalan bagi setiap petarung. Memang setiap petarung memiliki
gayanya sendiri ketika bertarung. Ada yang tipikal menyerang begitu juga ada
tipe bertahan. Bagi tipikal menyerang, dia akan selalu mengambil inisiatif
mendekat agar tetap menjaga jarak jangkauan serangan. Petarung seperti ini
biasanya akan mendesak lawannya hingga terpojok. Sedangkan tipikal bertahan,
dia akan menunggu serangan lawannya kemudian melakukan serangan balik. Biasanya
petarung ini memiliki teknik cross yang mumpuni untuk menghidari serangan
lawannya. Akan tetapi jauh lebih baik petarung memiliki kedalaman saat
menyerang ataupun bertahan. Sehingga tidak memberi sedikit ruang untuk lawannya
dalam bermanuver.
Bergaya dalam arena pertarungan memang
diperbolehkan dan tidak dilarang. Hal ini sudah umum dilakukan oleh para
petarung. Salah satunya mungkin berguna untuk mengintimidasi lawan. Misalnya,
ada petarung memukul-mukul dadanya sambil melototi matanya ke lawan. Bagi
mereka mungkin berguna untuk menurunkan mental bertarung lawan. Sehingga dia
mampu menyerang dengan mudah. Kadang melakukan hal tersebut dapat berhasil.
Tapi hampir semua petarung sudah dapat membentengi perilaku-perilaku petarung
yang ingin mengintimidasi. Berbekal latihan menghadapi situasi-situasi tersebut
hingga terbentuk mental bertandingnya. Tampaknya sekarang petarung lebih
menginginkan mendominasi jalannya pertandingan daripada hanya mengintimidasi.
Sebab hasilnya lebih terasa daripada hanya mengintimidasi. Salam olahraga.
0 komentar: